Minggu, 11 Desember 2022

Coaching untuk Supervisi Akademik

Koneksi Antarmateri_Modul 2.3

Oleh:   Farida Haryati

             CGP Angkatan 6, Kota Jambi

 

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh,

Salam dan bahagia bapak Ibu guru hebat, 

 

Coaching

        Kata yang sebagian kita pernah mendengarkan, pernah tahu, bahkan pernah melakukan pendekatan tersebut. Apa itu coaching? Beberapa ahli mengemukakan tentang definisi coaching.

1.     Coaching sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). 

2.     coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003).

3.     International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai"...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif."

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa coaching adalah proses kolaborasi yang bersifat kemitraan antara coach dan coachee, agar coach dapat membantu memaksimalkan potensi coachee melalui stimulus dan eksplorasi pikiran dan proses kreatif sehingga mampu memaksimalkan kinerja coachee.

        Dalam konteks pendidikan coaching merupakan suatu proses komunikasi pembelajaran antara guru dan siswa, sesama rekan sejawat, bahkan antara kepala sekolah dengan guru. Untuk itu diperlukan  pemahaman tentang paradigma dalam berpikir coaching, yaitu:

1.     Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

2.     Bersikap terbuka dan ingin tahu

3.     Memiliki kesadaran diri yang kuat

4.     Mampu melihat peluang baru dan masa depan

          Coaching merupakan salah satu bentuk pengembangan diri, yang dapat membantu atau memfasilitasi orang lain untuk menemukan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi. Pendekatan  coaching, coach tidak serta merta memberikan solusi atas permasalahan coachee tetapi coach hanya menuntun coachee dengan mengajukan beberapa pertanyaan kreatif dan bermakna untuk menstimulus coachee sehingga coachee mampu menemukan sendiri potensinya sebagai upaya untuk memaksimalkan potensinya.

           Hal tersebut sesuai dengan prinsip coaching yaitu membangun kemitraan antara coach dengan coachee dalam posisi yang setara, proses kreatif dilakukan melalui percakapan dua arah, memicu proses berpikir coachee, dan memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Prinsip ketiga memaksimalkan potensi, melalui rencana tindak lanjut dan kesimpulan yang dinyatakan oleh rekan yang sedang dikembangkan.

         Acuan umum sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna adalah alur TIRTA. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun siswa. Tahapan alur TIRTA terdiri dari tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab.

     Berbicara coaching di awal pembelajaran masih membingungkan apalagi untuk melakasanakannya. Bagaimana menjadi coach dan bagaimana pula menjadi seorang coachee, namun dengan pencerahan dari fasilitator dan latihan yang dilakukan, perlahan-lahan coaching dapat berjalan dengan baik, walaupun masih ada bagian yang terlupakan. Akhirnya, selalu ingin mencoba untuk melakukan coaching, suatu hal yang asik dan menyenangkan.

            Coaching dalam Konteks Pendidikan Menurut Filosofi Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu proses ‘menuntun’ belajar siswa untuk mencapai kekuatan kodratnya. Sebagai seorang ‘pamong’, guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui percakapan yang memberdayakan agar kekuatan kodrat siswa terpancar dari dirinya. Mitra belajar, emansipasi, kasih dan persaudaraan, serta ruang perjumpaan pribadi, merupakan cara berpikir yang dapat melatih guru dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam proses komunikasi dan pembelajaran.

       Mengingat pentingnya manfaat pendekatan coaching dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional, maka sebagai seorang guru perlu memahami proses coaching dengan segala paradigma dan prinsipnya. Pendekatan coaching dapat dijadikan sarana untuk mengidentifikasi kebutuhan  belajar siswa sebagai dasar proses pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat mengembangkan kekuatan dan potensi siswa. Dengan proses tersebut akan terwujud pembelajar yang merdeka untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dengan pembelajaran sosial emosional, coach dan coachee dapat berinteraksi dengan sepenuhnya hadir dalam proses coaching, dapat mendengarkan dengan RASA, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga dapat menimbulkan empati.

        Dengan proses coaching guru  dapat mengembangkan kompetensi diri sebagai pemimpin pembelajaran. Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran di kelas. Supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru untuk pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Berbagai cara perlu dilakukan agar mampu menjadi guru yang memiiliki paradigma berpikir coaching, seperti belajar mandiri, berdiskusi, sharing, dan latihan menggunakan alur TIRTA, seolah-olah  sedang melakukan proses coaching antara coach dan coacheenya, hal ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan guru, guru dan guru, bahkan guru dan siswa.

        Demikian, semoga bermanfaat, mari kita lakukan pendekatan coaching untuk pelaksanaan supervisi akademik, agar coach dapat menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh coachee dan dapat mengembangkan potensi tersebut untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

 

 

            

Koneksi Antarmateri- Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Oleh                : Farida Haryati PGP                 : Angkata...