Jumat, 17 Juni 2022

Konsep Buku Nonfiksi



Malam ini semangat menulis pada pertemuan ke-14 bersama Bu Lely Suryani sebagai moderator. Salam dan doa terbaik disampaikan kepada semua yang terlibat dalam kegiatan BM ini. seperti biasanya agar kegiatan ini berkah dan mendapat ridho dari llah SWT, maka kegiatan ini diawali dengan doa sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Salam dan sapaan santun juga disampaikan oleh narasumber hebat malam ini yang akan membersamai peserta BM gelombang 25 - 26, yaitu Bu Musiin, M.Pd. Beliau akan berbagi ilmu, pengalaman, serta akan berkolaborasi dengan peserta tentang "Konsep Buku Nonfiksi."

Kelas menulis Omjay memang luar biasa, hebat, banyak penulis handal lahir dari sini. Salah satunya Bu Musiin, M.Pd. Beliau juga alumni BM angkatan ke-8 memulai semuanya dari nol dan tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku. Namun, di kelas BM Omjay inilah sebuah pembuktiannya. Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita yakin. Kemudian mendapat tantangan menulis dari Prof. Eko, apa yang terjadi beliau berhasil menaklukkan tatangan tersebut dan bukunya sudah dipajang di toko buku Gramedia sebagai bukti nyata.

Motivasi yang luar biasa disampaikan narasumber kepada peserta BM, agar menjaga komitmen untuk terus menulis, kalahkan ketakutan pada diri sendiri, yaitu takut tidak ada yang membaca, takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan, dan merasa karya orang lain lebih bagus. Menulislah sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang disukai dan dicintai.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, dari empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Sebelum menulis buku, harus menemukan alasan yang kuat mengapa ingin menjadi penulis. "Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!" (Imam Al-Ghazali).

Mari berkenalan dengan buku nonfiksi!

Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta. Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isinya. Aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. aktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual. Maksudnya sesuatu yang berdasarkan fakta bisa bersifat kekinian belum tentu itu berdasarkan fakta, misalnya hoax yang berkembang di masyarakat.

Ciri-ciri buku nonfikti, yaitu: bahasa yang digunakan formal dan baku, isinya berkaitan dengan fakta, tulisannya bersifat ilmiah populer, dan isinya dapat dari hasil penelitian atau temuan yang sudah ada.

Jenis tulisan nonfiksi ada yang disebut nonfiksi murni karena ditulis berdasarkan data-data otentik atau berdasarkan penelitian dan mempunyai data pendukung yang jelas. Kemudian ada juga nonfiksi kreatif, yang berasal dari sumber otentik namun kemudian dikembangkan lagi oleh penulisnya, seperti buku biografi dan memoar.

Jenis-jenis buku nonfiksi, yaitu: buku catatan pelajaran, buku teks, buku motivasi, buku pelajaran, buku filsafat, buku sains populer, kamus, ensiklopedia, biografi, dan memoar (penulis menceritakan pengalaman hidupnya dalam bentuk narasi).

Penulisan buku nonfiksi terdiri atas tiga pola, yaitu:

1. Pola Hierarkis

    Buku disusun berdasarkan tahapan dari yang mudah ke yang sulit atau dari hal yang sederhana ke hal yang rumit.

2. Pola Prosedural

    Buku disusun berdasarkan urutan proses, seperti buku panduan.

3. Pola Klaster

    Buku disusun secara poni atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara.

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari lima langkah, yaitu:

1. Pratulis

    Pratulis terdiri dari menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, meriset, membuat mind mapping, dan menyusun kerangka. Tema dalam sebuah buku bisa ditentukan satu saja, untuk buku nonfiksi temanya dapat berupa pendidikan, parenting, motivasi, dan lain sebagainya.

Untuk melanjutkan tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan berbagai hal dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media sosial, berita di media massa, status facebook/twitter/whatsapp, instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, membaca buku, survey, dan wawancara.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut:

A) Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, dan informal.

B) Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, dan informal.

C) Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini.

D) Penemuan yang sudah didapatkan.

E) Pemikiran yang sudah direnungkan.

2. Menulis Draf

    Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas dan tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih bagaimana ide dituliskan.

3. Merevisi Draf

    Merevisi sistematika atau struktur tulisan dan penyajian serta memeriksa gambaran besar dari naskah.

4. Menyunting Naskah

    Menyunting naskah berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Hal-hal yang perlu disunting, diantaranya ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta, serta legalitas dan norma.

5. Menerbitkan

    Apabila proses satu sampai empat sudah dilaksanakan dengan baik, maka terakhir adalah proses menerbitkan buku.


Kata penutup dari narasumber, Ibu Musiin, M.PD.,  yaitu: Dengan berbagi ilmu kita akan semakin kaya dan bahagia. Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar.

Menulislah setiap hari, buktikan apa yang terjadi. Salam Literasi.

    


2 komentar:

Koneksi Antarmateri- Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Oleh                : Farida Haryati PGP                 : Angkata...