Minggu, 29 Mei 2022

Aksara Indah Puisi



        Alhamdulilah, tidak terasa malam ini sudah masuk pertemuan ke-5 BM PGRI Gelombang 25. "Gairah Menulis Puisi" temanyapun sangat menantang para peserta untuk menuangkan aksara dalam nada-nada puisi yang indah. Tentunya kita ditemani oleh seorang narasumber hebat, berprestasi, dan memiliki karya yang luar biasa, beliau bernama lengkap Dra. E. Hasanah, M.Pd. Beliau didampingi oleh moderator serbabisa, yaitu Bapak Dail Ma'ruf.

Gairah Menulis Puisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata gairah berarti keinginan (hasrat keberanian) yang kuat, semangat. Menulis berarti melahirkan pikiran/perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, mengarang cerita. sedangkan arti puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. 

Jadi gairah menulis puisi adalah  keinginan/semangat yang kuat dalam menulis puisi melalui penataan bunyi, irama, dan makna khusus yang dituangkan oleh penulis/penyairnya.

Ayo berkenalan dengan puisi

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

H.B. Yassin mengatakan, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Dapat dikatakan bahwa puisi merupakan luapan imajinatif, dituangkan dalam bentuk bahasa yang indah berdasarkan sudut pandang dan karakteristik dari penulis/penyairnya.

Selain struktur batin, puisi juga memiliki struktur fisik, yaitu: 

1. Bentuk (berupa baris dan bait)

2. Diksi (pemilihan kata-kata yang indah dan memiliki kekuatan makna)

3. Majas (bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penulis/penyair)

4. Rima (Persamaan bunyi di akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi)

Puisi terdiri atas dua jenis, yaitu

1. Puisi lama

    Puisi lama masih terikat dengan aturan-aturan, seperti jumlah baris, jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima/persajakan, banyak suku kata dalam satu baris. Mantra, pantun, gurindam, seloka, syair, talibun, itu adalah beberapa jenis puisi lama yang masih terikat dengan aturan.

2. Puisi baru

    Puisi baru lebih fleksibel dan tidak terikat dengan aturan. Bentuk, jumlah baris, suku kata, dan rima lebih bebas, sehingga penulis lebih leluasa untuk menuangkan imajinasinya. Jenis puisi baru dapat dirasakan dalam tulisan balada (puisi kisah/cerita), himne (puisi pujaan kpd Tuhan, kepada pahlawan), ode (puisi sanjungan kepada orang yang berjasa), epigram (puisi tentang tuntunan/ajaran hidup), romansa (puisi tentang luapan cinta kasih), elegi (puisi tentang kesedihan/ratap tangis), dan satire (puisi yang berisi sindiran/kritik).

Melalui tema "Gairah Menulis Puisi"  menggerakkan jemari di atas kiboard untuk mencoba berimajinasi menghasilkan kata-kata bermakna yang tertuang dalam bait puisi berikut.


Mengingat-MU

Karya: Farida Haryati


Laa illaaha illallaah

Kalimat istimewa yang sangat agung

Kunci kesabaran kala amarah menerjang

Mengalirkan rezeki nanbertuan tanpa batas

Pelindung dari kobaran api neraka

Penghapus kotoran dan noda dosa

Ikhlas mengucapkan hartanya surga

Melebihi timbangan langit tingkat tujuh

Bumi tingkat tujuh dan seisinya

Laa illaaha illallaah

Laa illaaha illallaah

Laa illaaha illallaah

Semua mahkluk-Mu berzikir memuja

Mengagungkan-Mu disetiap detak nafas

Hingga menutup mata diujung nyawa


"Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam." - W.S. Rendra.

Ditunggu komentar, saran, dan kritiknya demi sebuah kebaikan dan perbaikan.

Salam Literasi





 

 


 

2 komentar:

Koneksi Antarmateri- Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Oleh                : Farida Haryati PGP                 : Angkata...