Alhamdulillah malam ini sudah masuk pertemuan ke-18 yang dipandu oleh Bu Mutmainah sebagai moderator. Salam dan sapaan disampaikan oleh moderator kepada peserta BM, narasumber, dan tim solid Omjay.
Bu Mutmainah akan didampingi Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. sebagai narasumber. Beliau lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Berdomisili di Bekasi dan berprofesi sebagai tenaga pendidik di salah satu SD di Jakarta. Memulai aktivitas menulis di blog pada tahun 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future." Tulisannya banyak dimuat di media cetak, terutama di Tabloid Bola. Profil beliau dapat dilihat di link berikut https://www.praszetyawan.com/p/profil.html.
Sesuai dengan tema pembahasan yaitu "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie." Menerbitkan buku di zaman sekarang semakin mudah karena sudah banyak penerbit independen atau lebih akrab di kenal dengan Penerbit Indie. Sebelum Penerbit Indie bermunculan, kita hanya mengenal penerbit mayor, seperti gramedia, grasindo, erlangga, andi, dll. Dengan hadirnya penerbit Indie, sangat membantu para penulis untuk mewujudkan bukunya, khususnya penulis pemula.
Ayo kita mengenal Penerbit Indie
1. Tidak ada seleksi naskah, semua naskah diterima.
2. Proses terbit cepat, 1 - 3 bulan.
3. Biaya penerbitan bervariasi, tergantung ketentuan dan fasilitas penerbit.
4. Biaya cetak dan dan ongkos kirim ditanggung penulis
5. Penulis menentukan sendiri harga bukunya.
6. Tidak memasarkan ke tokoh buku.
7. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya, jika ingin bukunya terbit.
Tips yang perlu diperhatikan dalam menentukan Penerbit Indie
1. biaya penerbitan
2. fasilitas penerbitan
3. batas maksimal jumlah halaman
4. ketentuan dan biaya cetak ulang
5. Apakah dapat master PDF?
6. jumlah buku yang didapat penulis.
Rekomendasi penerbit yang dapat membantu atau narasumber memiliki rekanan Penerbit Indie, yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Penerbit yang enak dan kinerjanya tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus dan dapat dibuktikan sendiri dan tidak ada hambatan karena beliau yang akan mengawal dan menjamin hingga buku diterbitkan.
Penulis menginginkan dan memiliki kondisi yang berbeda-beda terhadap buku yang akan diterbitkan. Penerbit Depok cocok untuk penulis yang hanya menerbitkan buku saja, tidak ada rencana untuk cetak ulang atau sekedar untuk pribadi saja. Penerbit Malang cocok untuk penulis yang berencana menjual bukunya karena jumlah buku yang dicetak lebih banyak. Jika stok buku habis, jika cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibandingkan dengan Penerbit Depok.
Terkait ketentuan menerbitkan buku di dua penerbit rekanan tersebut, dapat dilihat di link berikut, Penerbit Depok https://www.prasetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html. Penerbit Malang https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html. Penerbit Depok dan Penerbit Malang tetap bisa mengeluarkan nomor ISBN walaupun Perpusnas memiliki kebijakan pembatasan penerbitan nomor ISBN.
Contoh buku-buku karya peserta belajar menulis PGRI yang sudah terbit lewat Penerbit Depok
Jangan takut untuk menerbitkan buku, jika kita punya naskah dan jangan hanya disimpan di folder dalam laptop saja, siapa tahu orang lain menyukai atau bahkan membutuhkan tulisan kita. Salam literasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar